puisi

PELITA dalam GULITA
Buah karya : Ikrimatul Husna

Tapak kaki-kaki kecil nan lugu mulai memijak
Kau tuntun tanpa saksi . . . . . . . . , Namun Pasti . . . . .
Saat Lelah menghampiri , Engkau tak menggoyahkan diri . . . . tuk Lari menepi
Kala gemuruh ombak dan mulut-mulut awan berteriak
Saat itu keteguhan hatimu dipertaruhkan . Tuk tetap, tepat dan tak terikat
Namun kata maafpun dengan mudah melayang . Menusuk lubuk yang berdendang
Kata pedasmu seakan menjadi bumbu langkah kami
Petuahmu bagai jimat keberuntungan kami
Wejanganmu berharga dalam jalan panjang kami
Engkau . . . . oksigen dalam nafas kami, Obat dikala sakit kami
Pelita dikala gulita kami, Hujan dikala kemarau yang panjang
Kau . . . .jaksa yang menuntut tanggung jawab kami.
Kaupun hakim yang memutuskan nilai tabiat kami
Dan . . . . Kaulah saksi yang akan melihat keberhasilan kami
Guru . . . .
Sepenggal harapan, secercah do`a, sebias keinginan, kami tuturkan untukmu guru
Agar semua usaha, pengorbanan serta jerih payahmu Berbuah emas permata yang tak ternilai
Guru . . . . .
Terimakasih atas apa yang telah engkau torehkan selama ini
Beraneka bidang ilmu kami terima “ yang kelak menjadi bekal hidup kami
Engkau kan selalu terpatri dalam sanubari
Jasamu tiada tara . . . . selalu menyinari relung hati kami.